Pendapat Imam Abu Hanifah Tentang Sahabat


Pendapat Imam Abu Hanifah Tentang Sahabat


Kategori Aqidah Empat Imam


Senin, 27 September 2004 14:07:57 WIB

PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG SAHABAT


Oleh
Dr. Muhammad Abdurrahman Al-Khumais




[1]. Imam Abu Hanifah berkata: “Kita tidak boleh menyebutkan seorangpun dari sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali dengan sebutan yang baik.” [1]

[2]. Kata beliau juga: “Kita juga tidak boleh berlepas diri dari salah satu sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan tidak boleh pula mencintai yang satu dan mengesampingkan yang lain.”[2]

[3]. Beliau juga berkata: “Keberadaan salah seorang sahabat bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sesaat saja, hal itu lebih bagus dari pada amal kita sepanjang umur, meskipun umur itu panajang.”[3]

[4]. Kata beliau lagi: “Kita menetapkan, bahwa di antara umat Islam ini, orang yang paling mulia seudah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Abu Bakar ash-Shidiq, kemudian Umar, kemudian Utsman dan kemudian Ali Radhiallahu 'anhu”[4]

[5]. Beliau juga berkata: “Manusia paling mulia setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Abu Bakar, Kemudian Umar, kemudian Utsman dan kemudian Ali. Selanjutnya kita tidak boleh membicarakan tentang para sahabat kecuali dalam hal-hal yang baik-baik saja.” [5]


[Disalin dari kitab I'tiqad Al-A'immah Al-Arba'ah edisi Indonesia Aqidah Imam Empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Ahmad), Bab Aqidah Imam Abu Hanifah, oleh Dr. Muhammad Abdurarahman Al-Khumais, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Di Jakarta]
_________
Foote Note
[1] Al-Fiqh Al-Alkbar, hl. 304
[2] Al-Fiqh Al-Absath, hal 40
[3] Al-Makki Manaqib Abi Hanifah, hal 76.
[4] Kitab Al-Washiyah beserta syrhnya, hal 14
[5] An-Nur Al-Lami, lembar 119-A




Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1048/slash/0


CHM Al-Manhaj Versi 3.8 Online melalui www.alquran-sunnah.com.